Archive for Juli, 2009

h1

STEGANOGRAFI

Juli 22, 2009

Ahli Hisabb MDGT

Ahli Hisabb MDGT

Foto Ketika seedang santai di samping laborattorium di LSKK,gedung LABTEK VIII lt.2, ITB.

Dalam foto ini ada foto-foto paara ahlii hisab MDGT PJJ, yang biasa kumpul-kumPul dan nongkrong bersama sambil ngomong yang kagak jelas tuujuanya. Sayang kalo pada nongkrong masih ada yang kurang yaitu cemilan ama kopinya.

Untuk DaPat lebih jelas silahkan donload di ling berikut Ahli Hisabb.

P.S. : Tebak pesan apa yang tersembunyi pada postingan ini?:)

Rizki Nugroho Apriyanto, 23208313

h1

Monoculuture (Single vendor)dan Heteroculture (Multi Vendor) dalam IT

Juli 6, 2009

Pertama mari kita lihat definisinya terlebih dahulu. Suatu kondisi dimana semua peralatan hardware maupun software yang seragam( berasal dari 1 vendor atau jenis yang sama) itulah yang dimaksud dengan IT Monoculture, begitu juga kondisi sebaliknya.

Nah dari kondisi ini maka akan timbul keuntungan dan kerugian yang dapat terjadi. Dalam monoculture kondisi ini (semua perangkat sejenis/dari 1 vendor)akan menimbulkan kerentanan seperti yang telah dianalogikan dalam dunia biologi (pinjam kata-kata pak budi)bila terjadi suatu serangan penyakit  (virus, malware dll)maka semua perangkat bisa terserang dan layanan akan terhenti semua. Itu tadi bila kita melihat dari analogi yang paling dasar.

Ada beberapa kekurangan yag terjadi dalam monoculture diantaranya:

  1. Dengan mempergunakan satu jenis atau vendor maka akan menjadikan titik lemah terlebih bila produk itu banyak yang pemakai, maka sistem yang dibangun akan banyak dikenali oleh orang lain. Seperti halnya dengan Microsoft  Windows yang memiliki masalah dengan begitu banyaknya virus yang dibuat untuk OS ini dari pada OS lainnya.
  2. Masalah diskontinyu suatu suku cadang atau fitur bahkan produk akan menjadi masalah yang sangat besar bila kita hanya mengandalkan dari satu vendor atau secara monoculture.
  3. Biaya yang sangat besar bila kita mempergunakan suatu suatu produk secara eksklusif amak sebagai kompensasi penggunaan secara ekslusif tersebut maka kita biasanya membayar dalam jumlah yang sangat besar(meskipun ada diskon atau program paket tapi itu hanya sebagai bagian dari politik bisnis mereka).
  4. Masalah perkembangan teknologi, dengan mempergunakan produk yang berasal dari satu jenis saja maka belum tentu penyedia produk itu menjadi yang pertama dalam menerapkan teknologi terkini pada produknya. Hal ini menjadi masalah apabila kita dituntut untuk dapat menyediakan layanan yang mutakhir, karena perangkat kita belum memiliki dukungan terhadap layanan tersebut.

Di samping ada kekurangannya tentulah ada nilai lebihnya, yaitu:

  1. Memudahkan kita dalam melakukan perawatan dan perbaikan karena semua perangkat sejenis.
  2. Apabila kita mennginginkan pengembangan maka akan lebih mudah karena semua perangkat masih dalam satu platform dan kompatibilitasnya terjaga.

Manajemen Heteroculture  atau multi vendor  merupakan kondisi kebalikan dari monoculture(single vendor) yaitu keadaan dimana perangkat yang kita gunakan tidak hanya berasal dari jenis atau vendor yang sama.

Heteroculture(multi vendor) ini juga memiliki keunggulan antara lain:

  1. Adanya penerapan teknologi yang mutakhir(uptodate), karena apabila terdapat satu tuntutan atau kebutuhan layanan baru maka akan dapat terlayani dengan mengaplikasikan perangkat yang memiliki kemampuan dukungan terhadap layanan itu.
  2. Dukungan kinerja yang terjamin, apabila ada kelemahan(vurnerable) yang timbul maka akan dengan cepat dapat ditutup dengan mencari pada vendor lain yang memiliki kemampuan mengatasi lubang tersebut.
  3. Dari segi biaya kita bisa memiliki banyak pilihan dalam mencari penyedia perangkat yang sesuai dengan kebutuhan kita dan juga memilih biaya yang paling rendah(terlebih adanya opensource yang dapat menjadi alternative pilihan).
  4. Adanya dukungan komunitas dan dukungan teknis, dimana tiap-tiap perangkat memiliki komunitas sendiri-sendiri(lebih solid dibanding dengan perangkat propetiary) yang akan dapat memberikan masukan untuk bug-bug yang timbul dengan segera.

Setelah kita mengetahui kelebihan heteroculture maka kita akan melihat kekurangannya:

  1. Munculnya kebingungan, menggunakan beberapa vendor memberikan keuntungan peningkatan layanan dan menekan biaya, tetapi juga menimbulkan kebingungan jaringan dari vendor dan para penyedia layanan.
  2. Sulitnya mengukur kualitas layanan, dengan banyaknya vendor yang digunakan maka akan muncul berbagai tingkatan pelayanan dan biasanya tidak ada cara untuk memastikan apakah layanan yang diberikan telah sesuai dengan tuntutan.
  3. Sangat minimnya informasi: dengan pengolahan data yang melalui berbagi vendor maka akan sangat sulit melakukan peninjauan kembali untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya dari pekerjaan IT  kita(sampai sejauh mana dan bagaimana keadaannya)terlebih lagi untuk membandingkan dengan proses yang lain

Dari ulasan di atas maka kita dapat melihat bahwa heteroc ulture memiliki keungulan yang lebih dibandingkan dengan monoculture(seperti semboyan negara kita bhineka tunggal ika). Tetapi hal tersebut haruslah kita atur(manage) dengan baik.

Kita bisa melakukan pengaturan dengan meperhatikan hal-hal berikut:

  1. Terapkan kata kunci bahwa kita mencari yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan mencari teknologi terkini.
  2. Bila perlu lakukan “management conflict” artinya kita bisa “mengadu” para penyedia layanan agar mereka memberikan yang terbaik dengan harga yang seminimal mungkin.
  3. Melakukan pemusatan (sentralisasi) dengan membuat semacam bagian yang bertanggungjawab untuk mengelola seluruh informasi baik internal maupun eksternal(terutama keluhan pelanggan) untuk dapat diteruskan kepada pihak-pihak yang paling berkompeten.

Tetapi itu semua terserah kepada anda sebagai pengguna akanmemilih monoculture atau heteroculture.

Rizki Nugroho Apriyanto

23208313

REFERENSI

[1] Raharjo, Budi. IT Monoculture. http://rahard.wordpress.com/2009/04/03/it-monoculture/. Diakses tanggal 29 Juni 2009.
[2] Doyle, Kevin, The Case for a Vendor-Neutral Network. http://www.oreillynet.com/pub/a/network/2001/12/21/vendor.html?page=1

http://www.oreillynet.com/pub/a/network/2001/12/21/vendor.html?page=2. Diakses tanggal 22 Juni 2009.

[3] Schneider, Fred. B, IT Monoculture, Security Risk and Defense. http://www2.computer.org/portal/web/csdl/abs/html/mags/sp/2009/01/msp2009010012.htm. Diakses tanggal 22 Juni 2009.

[4] Lewis, Greg, How to Manage the Multi-Vendor Enviroment. http://www.technologyexecutivesclub.com/Articles/outsourcing/artHowManageMulti-VendorEnvironment.php. Diakses tanggal 22 Juni 2009.